Senin, 23 Agustus 2010

Proses Terbentuknya Alam Semesta

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآياتٍ ِلأَولِي الأَلْبَابِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.”(QS Ali Imron : 190)



Kata teori Yunani Kuno, dunia ini tidak berawal dan tidak berakhir! Ia tercipta dengan tiba-tiba! Seperti apa sesungguhnya jagat raya ini sebelum ada bintang-bintang, planet-planet, meteor, asteroid, galaksi, serta berbagai benda langit lain? Pernahkah terbayangkan bahwa semua itu dahulu adalah satu benda? Satu benda saja!

Teori kuno

Sejak dulu orang sudah berusaha secara ilmiah menyusun teori-teori terjadinya alam semesta. Berawal dari pemikiran Yunani kuno, mereka berpendapat bahwa alam semesta ini tidak berawal dan tidak berakhir dan akan terus selama-lamanya. Artinya, mereka meyakini bahwa alam semesta terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain, mereka tidak percaya adanya Sang Pencipta. Pemikiran seperti ini sempat diterima meluas pada abad ke-19

Teori big bang

Bermula dari penemuan teleskop raksasa untuk mengamati benda-benda langit, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble, pada tahun 1929 mendapatkan kenyataan bahwa bintang-bintang terus-menerus bergerak menjauhi kita dan menjauhi satu sama lain. Dari penemuan itu ia menyimpulkan bahwa alam semesta ini terus-menerus mengembang.

Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Titik tunggal itulah yang meledak dengan ledakan dahsyat, tercerai-berai, terpisah-pisah hingga menjadi seperti sekarang ini. Ledakan ini dikenal dengan istilah Big Bang. Fakta ini meruntuhkan teori sebelumnya yang mengatakan bahwa alam semesta terjadi karena tiba-tiba tanpa permulaan dan tanpa akhir.

Bukti-bukti ledakan besar

Kalau pembentukan alam semesta ini terjadi melalui ledakan raksasa, maka sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan itu haruslah ada di alam dan tersebar merata di segenap penjuru semesta. Bukti ini akhirnya ditemukan oleh Arno Penziaz dan Robert Wilson pada tahun 1965.

Bukti penting lain bagi big bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa big bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Ledakan yang teratur

Big bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara sangat terencana, sistematis dan teratur. Dari materi dan energi itu, munculah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun terbentuk yang kemudian disebut hukum fisika, yang seragam di seluruh penjuru alam semesta dan tidak berubah selama lebih dari 15 milyar tahun.

Setelah melakukan perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, prof. Paul Davis, ahli fisika terkemuka, berkata bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian luar biasa yang sungguh tak terbayangkan.

Kecepatan tersebut berada pada angka kritis. Jika berubah sedikit saja maka alam semesta akan kehilangan gravitasinya. Jika sedikit lebih lambat maka alam ini akan runtuh, dan jika sedikit lebih cepat maka keseluruhan alam semesta akan berhamburan.

Yang pasti, big bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ia adalah ledakan dahsyat yang terencana dengan sangat cermat. Semua ini menunjukkan bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah big bang.

Supernatural di balik ledakan

Pada umumnya, semua ledakan akan menghancurkan dan merusak apa saja. Ledakan biasa tak mungkin memunculkan tatanan yang sempurna dan menakjubkan. Bila ledakan itu kemudian memunculkan serpihan-serpihan yang tertata dengan sangat rapi dan terkendali, tentu ada campur tangan supernatural di balik ledakan tersebut. Siapa lagi jika bukan Alloh?

Teori islam dan teori modern

Dalam surat al-Anbiya ayat 30 Alloh berfirman,

أَوَلَمْ يَرَى الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنْ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلاَ يُؤْمِنُونَ

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”(QS al-Anbiya : 30)

Jauh waktu sebelum manusia mengetahui bahwa alam semesta ini dahulu merupakan sesuatu yang padu, Al-Qur’an telah mengatakannya dengan tegas.

Menbaca tidak memahami?

Terlepas dari benar tidaknya kronologis ledakan tersebut -wallohu ta’aala a’lam-, yang pasti manusia telah berhasil membuktikan bahwa alam semesta ini dahulu adalah padu, sesuai dengan Al-Qur’an.

Akan tetapi sungguh sangat ironis, justru orang-orang kafirlah yang dapat membuktikan semua itu, padahal kitalah yang memiliki kitab ilmunya. Apakah itu karena kita tidak membacanya? Ataukah kita membaca tapi tidak memahaminya? Kalo iya, innalillah…

Mudah-mudahan kelak kalian lah, generasi muda Islam, yang akan membuktikan teori-teori yang lain yang hingga kini masih belum terpecahkan. InsyaAlloh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar